Menjaring Korupsi

KETEMUAN dan diskusi kini enggak lagi kudu berjumpa tatap muka langsung kok. Zaman sekarang lho ya…. Kalau kemunculan skype boleh dibilang sudah lima tahun lebih, maka belakangan ini, di era android dan smart phone ini ada banyak fasilitas chatting lain.

Nah, mangkanya “pertemuan” kita selanjutnya sudah enggak harus pakai janjian di suatu tempat, tapi via telepon. Handphone tepatnya 😁 Dan justru lewat handphone inilah keputusan memilih cerpen yang akan diadaptasi untuk kebutuhan pertunjukan akhirnya diambil.

Masih ingat kan di pertemuan awal Jamal ingin naskah adaptasi ini ditambahkan tema atau nilai baru? Sehingga pementasan monolog dari cerpen Danarto ini tak sekadar memindah cerita versi teks ke pertunjukan panggung…?       Kalau masih ingat, tentu tak lupa pula dengan pilihan “Mau pilih menari atau menjaring?” Iya gak..? 

Dan jawabannya, kami sepakat untuk menjaring malaikat ketimbang menari bedoyo…! 

Masih berkaitan dengan hal itu, pada satu siang, Jamal menelepon Desi. Ia memutuskan untuk memasukkan perihal “korupsi” di dalam naskah. “Cerpen Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat bisa nggak dimasukin tema baru ini?” tanya Jamal.

“Bisa banget, Mas,” jawab Desi. Betul, dari kejadian genteng bocor dalam cerpen bisa dijadikan sumber korupsi.
Pun, peristiwa menjaring malaikat yang dilakukan oleh si tukang kebun, bisa diumpamakan sebagai peristiwa menjaring korupsi.  Cerpen Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat memiliki kemungkinan luas untuk diadaptasi dengan tambahan perihal yang baru.

***

Selepas perbincangan antara Desi dengan Jamal tersebut, Desi juga lanjut kontak Trie via handphone untuk mendiskusikan kemungkinan adaptasi naskah. Trie yang sedari awal lebih condong memilih cerpen Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat antusias saat diajak berdiskusi. 

Ada banyak hal mengenai korupsi yang bisa dimasukkan sebagai pengembangan cerita. Korupsi para pejabat, juga korupsi sehari-hari yang dilakukan oleh rakyat jelata. Tahu gak, bolos kuliah itu juga termasuk korupsi lho..? Ialah korupsi waktu. 😁

Yup, korupsi sebenarnya tak melulu tentang nyolong duit dalam jumlah besar dan dilakukan oleh pejabat. Korupsi bisa terjadi di mana saja, baik dalam skala besar pun kecil, dan dilakukan oleh siapa saja, entah pejabat, ningrat, pun jelata.

Jadi, fixed ya “ketemuan” ketiga ini, kita bertiga –Jamal, Desi, dan Trie– memilih cerpen Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat untuk diadaptasi ke pertunjukan monolog kelak? Yup, fixed dong. [dps|uth]