Produksi JARINGPROjectSEBAGAI satu tim kolektif dari lintas disiplin yang sudah terbiasa pada dunia seni-budaya dengan home-base di kota gudek Yogyakarta, semenjak berdiri pada tanggal 19 Juni 2016, JARINGPROject memiliki komitmen mewujudkan visi sebagai bagian penggali pengetahuan seni-budaya dengan menyertakan pengolahan rasa hingga mampu menyentuh daya sensitifitas khalayak khususnya terhadap isu sosial politik di seputar kita.

Dan di bawah ini adalah beberapa karya produksi JARINGPROject yang menjadi bagian dari hakikat kerjasama dalam tim di bidang seni dalam upayanya untuk memahami, menunjukkan, mem”pertunjuk”kan, serta mementaskan perubahan-perubahan sosial yang ada.

1. MENJARING MALAIKAT

MENJARING MALAIKAT adalah judul teater tunggal yang pertama kali digarap oleh JARINGPROject pada tahun 2016, dengan aktor utama Jamaluddin Latif dan tiga orang pemeran pembantu (talent), yaitu Andy Setyanta, Utroq Trieha, dan Agung Febriyanto. Pada tahun yang sama teater tunggal yang juga menjadi khasanah karya dunia perteateran di Yogyakarta tersebut dipentaskan di dua kota, yaitu pada acara Mimbar Teater Indonesia di TBS Surakarta pada September 2016 dan Festival Teater Jakarta di Taman Ismail Marzuki pada November 2016.

Secara singkat dapat diceritakan bahwa teater tunggal “Menjaring Malaikat” merupakan adaptasi cerpen karya sastrawan lawas Danarto, yang ditulis tahun 1975 berjudul Mereka toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat“. Menjaring Malaikat bercerita tentang keresahan sosok Tukang Kebun sebagai gambaran rakyat kecil, wong cilik, yang melihat carut-marut keadaan negeri ini. Maraknya korupsi yang justru semakin tak bisa diatasi, bertumpuknya aturan dari para pejabat yang malah semakin membuat bingung warganya, dan masih banyak lagi. Di kondisi seperti itu, sang tukang kebun tinggal memiliki satu harapan, yaitu memohon bantuan Sang Penguasa Alam melalui kedatangan sosok Malaikat. Tukang Kebun menjaringnya, dan ya, dengan jaring sungguhan.

Tukang Menjaring Malaikat

Project Menjaring Malaikat

2. SEKARMURKA

SEKARMURKA adalah satu pertunjukan teater hasil kolaborasi apik antara pelaku dunia seni dan insan karya sastra di #Jogja yang tergabung dalam wadah bernama “JARINGPROject Team”. Dihelat pertama kali pada hari Sabtu, 16 Desember 2017, pukul 19:30WIB, bertempat di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Yogyakarta.

SEKARMURKA merupakan pementasan teater bertemakan bunga dengan kisah kejadian yang konflik-konflik di dalamnya bisa dengan mudah apabila hendak ditarik ke dalam kehidupan pribadi. Pun ketika harus diangkat ke ranah yang lebih luas, cerita dalam SEKAR MURKA juga sangat gampang dijumpai di segala aspek kehidupan sehari-hari pada lingkungan sosial seputar kita ini. Tersebab dari kemudahan dalam menelisik pada seputar kehidupan sehari-hari itulah, maka sah-sah saja apabila SEKAR MURKA hendak dikatakan sebagai cerita remeh.

Namun justru karena ‘dianggap’ sebagai cerita remeh serta sederhana itu pula, Tim JARINGPROject merasa tertantang untuk menggarapnya. Pijakannya ada pada satu pepatah jawa; “Kang sepele bisa dadi gawe.” Yang dianggap sepele dan remeh seringkali malah merepotkan. Karena disepelekan itu jugalah, ada banyak keadaan justru menjadi semakin tak keruan.

Sekar alias kembang ataupun bunga, adalah wujud yang kadang juga disepelekan, dianggap remeh; berserakan dan akhirnya menjadi sampah. Padahal jika ditelisik, perwujudan kembang tak ubahnya gambaran ‘lelakon’ manusian seperti kita ini juga. Keduanya bisa diketahui wangi dan tidak adalah dari baunya. Bila memang baik, ditutup-tutupi serapat apapun, aroma wanginya akan tetap menguar. Sebaliknya, tak ada yang bisa disembunyikan dari keduanya apabila memang berbau bangkai ataupun beraroma busuk seperti taik!

Tukang Merangkai Bunga “SEKAR MURKA”

Project Menjaring Malaikat